Pentingnya Motivasi Berprestasi Dalam Belajar
Dalam mencapai
prestasi yang setinggi mungkin, setiap individu harus memilikikeinginan yang
kuat demi mencapai tujuannya dan hal tersebut sangat bergantung pada usaha,kemampuan,
dan kemauan dari indivisu itu sendiri.Menurut teoriNeed for Achievement (N.Ach)
yang dikemukakan oleh McCelland,motivasi setiap orang berbeda-beda, sesuai
dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.
Beberapa hal yang mempengaruhi motivasi
menurut Fernald & Fernald dalamMubiar Agustin yaitu:
1) Keluarga dan kebudayaan, motivasi
dapat dipengaruhi olehlingkungan sosial, pola asuh orang tua, dan teman
(terutama pada remaja),
2) Konsep diri,apabila individu percaya
diri dapat melakukan sesuatu, maka akan timbul motivasi dalam diriindividu
untuk melakukan hal tersebut; dan
3) Jenis kelamin, keidentikan prestasi
tinggidengan maskulinitas membuat pria lebih maksimal dalam belajar
dibandingkan wanita.
Individu yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki standar berprestasi, lebihsuka
bekerja pada situasi ketika ia mendapatkan umpan balik sehingga dapat
mengetahuiseberapa baik tugas yang telah dilakukan, tidak menyukai keberhasilan
yang bersifatkebetulan atau karena tindakan orang lain, dan lebih suka bekerja
pada pada tugas yangtingkat kesulitannya menengah dan realistis dalam
pencapaian tujuannya, individu bersifatinovatif dalam melakukan suatu tugas,
serta individu dapat menerima kegagalan atau tugas-tugas yang telah
dilakukannya. (McCelland dalam Mubiar, 2011:21)Kebutuhan seseorang untuk
mencapai prestasi tergambar dari keja keras yangdilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, bukan hanya berkaitan dengankeberhasilan untuk mencapai
tujuan.Faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi menurut Morgan (1990)
antara lain:
1) Tingkah laku dan karakteristik model
yang ditiru oleh anak melalui observational learning;
2) Harapan orang tua;
3) Lingkungan;
4) Penekanan kemandirian;
5) Praktik pengasuhananak.
Tingkat motivasi berprestasi individu
dapat dibedakan dengan melihat empat aspek (Asnawi, 2002), yaitu:
1) Mengambil tanggung
jawab atas perbuatannya;
2) Memerhatikanumpan
balik tentang perbuatannya;
3) Mempertimbangkan
risiko;
4) Kreatif dan
inovatif.
Kasus yang berkaitan
mengenai motivasi berprestasi tidaklah sedikit. Salah satucontoh kasus adalah
subjek yang merupakan siswa kelas 10 yang sering membolos dan kabur dari
sekolah sebelun jam sekolah selesai. Selain itu, subjek lebih senang
mengumpulkan tugassusulan dan seadanya yang mengakibatkan subjek belum lulus
dalam banyakSubjek merasa tidak bersemangat karena subjek merasa tidak pernah
ada penghargaanterhadap kemauannya dan pendidikan itu tidak penting bagi
subjek. Semua berawal ketikasubjek memperoleh nilai yang buruk pada mata pelajaran
matematika, padahal subjek merasa bahwa dirinya memang mampu dan layak
mendapat nilai yang bagus. Meskipun subjek protestrehadap guru tersebut, guru
tersebut tidak menghiraukannya. Mulai saat itu subjek berubahmenjadi seorang
yang pemalas padahal awalnya ia adalah siswa teladan.Ada beberapa strategi yang
bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai
berikut:
a.Menjelaskan tujuan
belajar ke peserta didik.
b.Memberikan hadiah
kepada siswa yang berprestasi.
c.Mengadakan
kompetisi antar siswa, untuk meningkatkan prestasi siswa.
d.Memberikan
penghargaan atau pujian kesiswa yang berprestasi.
e.Memberikan hukuman
kepada siswa yang berbuat salah.
f.Membangkitkan
dorongan kepada anak didik untuk belajar.
g.Membentuk kebiasaan
yang baik.
h.Membantu kesulitan
belajar siswa secara individual ataupun kelompok.i.
Memilih metode belajar yang tepat, dan bervariasi untuk
membangkitkansemangat siswa.Untuk menumbuhkan motivasi berprestasi, orang tua
harus selalu mengontrol anaknyadalam kegiatan belajar dan semua kegiatan
anaknya. Guru yang berperan sebagai orang tuakedua siswa di sekolah juga harus
mendidik siswa (bukan hanya mengajar), agar siswa merasakan diperhatikan dan
disayang.